Langsung ke konten utama

Guru Terbaik (Part 1)

Pernahkah kalian merasa bahwa kejadian yang telah terjadi di kehidupan kalian adalah bentuk dari pemikiran kalian sendiri?
Ya, ketidakbahagiaan dan bahkan kebahagiaan pun sebenarnya bisa kalian ciptakan sendiri. Tapi yang jadi masalah, apakah benak kita, pikiran kita selalu dalam keadaan yang memungkinkan kebahagiaan akan terus dirasakan? TIDAK. Tidak sama sekali. Manusiawi dan wajar jika manusia merasakan berbagai macam emosi seperti marah, sedih, kecewa, terkhianati, bahagia, terharu, dan perasaan emosi lainnya yang tentunya satu hari saja bisa bermacam emosi yang dirasa.

PENGALAMAN ADALAH GURU TERBAIK

    Pernah mengalami pahit, manis, asam kehidupan yang dulu sepertinya tidak bisa ku lalui, namun setelah sampai di titik ini, menoleh ke belakang dan bergumam, "Ternyata aku bisa melewati semuanya dan berada di sini, saat ini, aku sudah hebat."
Berpikir bahwa segala sesuatunya sekarang jadi akan lebih ringan karena aku bisa melalui semua walau dengan tertatih. Untuk ke depannya, hanya perlu ketenangan dalam menghadapi segala sesuatu yang akan terjadi nantinya. Bisa? Ya nggak semudah itu! Manusia hidup untuk terus belajar. Ada yang pernah bilang ke aku, "Kalau nggak mau belajar ya jangan hidup, kalau nggak mau capek ya mati aja!"
Sarkas memang, tapi langsung mengena ke aku yang biasanya 'hang heng' atau lola ini. Benar juga perkataannya, kita lahir dengan tidak membawa apapun selain kemampuan bawaan refleks. Selebihnya, kita semua belajar. Belajar berjalan, belajar berbicara, belajar cara makan, belajar mengelola emosi, bahkan hingga detik aku menulis ini pun aku merasa masih perlu banyak belajar juga.

    Dulu selepas lulus SMA, aku sangat ingin melanjutkan pendidikan di bangku kuliah yang menurutku pada saat itu tidak terjangkau biayanya. Tidak pernah memikirkan bagaimana cara mendapatkan uang sebanyak itu untuk membayar uang pangkal kuliah (tahun 2012 belum ada UKT), tidak pernah terpikirkan juga bagaimana akhirnya aku bisa membayarnya hingga lunas. Tapi Tuhan Maha tau. Dia yang memberikan jalan kepadaku yang hanya bocah SMA usia 16 tahun, tanpa aku pikirkan namun tetap aku inginkan, yaitu berkuliah. Pernah terbesit dalam pikiran bahwa setelah lulus SMA nanti aku akan langsung bekerja kantoran. Menjadi seorang banker atau pramugari tidak buruk juga pikirku. Hanya dua pekerjaan itu yang menurutku cocok untukku saat itu. Banker pada waktu itu bisa menerima karyawan dengan lulusan SMA, begitu pun pramugari, hanya perlu memperhatikan tinggi badan, cantik, bahasa Inggris, dan pikirku aku masuk kriteria mereka. Tapi sayangnya dua pekerjaan tersebut tidak tertanam sampai ke dalam benakku dan tidak melulu terpikirkan sampai sebegitunya. Justru keinginan untuk kuliah lah yang selalu ada dalam benakku. Semesta mengabulkannya. Allah mengabulkannya. Kekuatan pikiranku mengalahkan segalanya. Aku bisa berkuliah dengan jerih payah yang tidak kusangka akan membawaku sampai pada titik itu saat itu.

PERCAYA PADA KEKUATAN PIKIRAN

    Kejadian-kejadian beruntun yang kamu alami sekarang ini tentu saja bukan sebuah kebetulan semata. Selain karena garis takdir Allah, percayakah kalian bahwa kekuatan pikiran kalian juga mempengaruhi keberlangsungan hidup kalian hingga saat ini?

    Ada seseorang terlahir dari keluarga yang pas-pasan. Menjalani hari-hari dengan penuh gerutu. Ah, dia mah enak anak orang kaya tidak perlu mikir mau kerja apa. Ah, dia mah enak dapat warisan gak perlu mikir modal usaha. Ah suami dia kaya, aku mah kerja setahun mana dapat duit segitu?
See? Bayangkan apa yang terjadi dalam hidupnya? Ya, betul. Pikirannya akan membawanya untuk tetap di situ-situ aja. Nggak berkembang. Nggak termotivasi. Hanya mengeluh dan secara tidak langsung mengutuk diri sendiri agar tidak ke mana-mana. Pikirannya yang selalu mencari alasan untuk seseorang yang sukses, malah menyudutkan dirinya sendiri dan tidak bertindak apa pun untuk hidupnya. Pikirannya membawanya untuk benar-benar miskin dan tidak punya apa-apa. Percaya nggak? Kalo aku percaya karena memang sudah mengalaminya sendiri :)

Bagaimana pengalaman kalian? Jika mungkin pengalamanku ternyata sama dengan kalian, boleh dishare di kolom komentar dong. Terima kasih.

    

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Stoikisme, Tidak Serta-merta Membuat Kita Nampak "Bodo Amat"

Cuaca hari ini benar-benar buruk, hujan turun dengan angin besar dan petir menggelegar yang membuat rencana bepergianmu batal; kamu hendak mengumpat menganjingbabikan semesta, tetapi kamu tidak jadi melakukannya. Alih-alih, kamu hanya diam, menyeduh secangkir teh hangat dan mengambil sepiring cookies, mengambil buku favoritmu, mengambil selimut, kemudian duduk di sofa dan menikmati hari untuk menggantikan perjalananmu yang batal dan berpikir bahwa selalu ada hari esok untuk itu. Tetapi, kemudian, kamu mendengar suara tetesan air yang terdengar keras di belakangmu. Kamu terkejut saat menemukan atapmu berlubang yang menciptakan celah untuk air masuk ke dalam ruangan, dan itu tepat di atas meja komputermu. Kamu mencari sesuatu untuk menampungnya, sembari berpikir, "Bagaimana jika aku pergi sebelum hujan, itu mestilah sangat buruk, air akan mengenai komputerku dan membuatnya rusak, aku bersyukur tidak melakukannya." Setelah selesai, kamu kembali ke sofamu dan melanjutkan bacaanmu...

Pesan Untukku di Masa Depan

Sepucuk surat untukku di masa depan:  "Halo diriku yang di masa depan. Apa kabar? Aku yakin kamu selalu bail-baik saja. Terutama saat ini. Lihatlah dirimu yang sekarang. Tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang lebih baik. Sesuai dengan yang kamu harapkan. Kamu pasti akan tersenyum membaca tulisanku di tahun 2024 ini. Tahun ini adalah titik balik dari kehidupanmu yang sebelumnya. Masih ingatkah kamu? Di tahun ini kamu memutuskan untuk merubah dirimu menjadi wanita tangguh. Lebih tangguh dari sebelumnya. Semua hal yang kamu dapat sekarang adalah hasil dari manifestasimu di tahun ini. Kamu masih melakukannya bukan? Melanjutkan semua mimpi-mimpimu menjadi kenyataan. Bekerja sama dengan alam semesta lewat doa dan manifestasi yang kamu lakukan bertahun-tahun lamanya secara konsisten. Kamu mulai memutuskan untuk menekuni dunia yang kamu inginkan pada tahun ini pula. Segala bentuk upaya untuk menghebatkan dirimu, sudah kamu lakukan di tahun ini.  Aku yakin kamu yang sekarang adalah...

Wanita Melamar Pria Duluan?

Baru-baru ini sosial media digemparkan oleh berita seorang wanita bertekuk lutut di depan publik dan melamar pria duluan. Bagaimana menurut kalian? Apakah kalian relate ? Setuju atau tidak jika wanita melamar pria duluan? Okay, let see. Mari kita bahas dari sudut pandang ilmu hukum alam semesta dalam feminine masculine energy secara netral.  Sebenarnya jika wanita melamar pria terlebih dulu sudah banyak dan sering terjadi di luar Indonesia, terutama para wanita extreme radical feminist yang merasa wanita berhak maju duluan, proaktif, menafkahi pria dan membiarkan sang pria mengurus keperluan rumah, bahkan melamar pria duluan. Kemudian hal ini menjadi viral dan menuai pro-kontra dalam pandangan masyarakat. Lalu baru-baru ini muncul dan terjadi di Indonesia, kemudian viral. Adegan wanita yang bertekuk lutut di hadapan pria yang merupakan pacarnya dan diduga hal ini terjadi karena si pacar tidak kunjung melamarnya. Katanya sih, “Wanita berhak maju duluan.” bahkan banyak...