Kamis, 14 November 2024
Guru Terbaik (Part 1)
Minggu, 23 Juni 2024
3 Level Parenting, Kamu di Fase Apa?
Parenting Hat (topi parenting dalam kehidupan sebagai orang tua sangat penting untuk kita sadari. Sebagai orang tua kita akan memakai topi yang berbeda di setiap tahap usia anak. Namun terkadang, ketidakpercayaan kita sebagai orang tua terhadap anak menyebabkan kita tidak pernah berganti topi parenting. Dalam beberapa kasus, anak akan merasa tidak nyaman dan terganggu oleh orang tua sendiri akibat kesalahan orang tua dalam menerapkan topi parenting ini. Sebetulnya, apa sih topi parenting atau parenting hat ini? Sebagai orang tua, kita harus berubah seiring dengan perubahan anak-anak kita. Anak ketika beranjak remaja, sudah tiak bisa lagi diperlakukan seperti balita. Itulah gunanya topi parenting ini, 3 topi yang memainkan peranan berbeda sesuai dengan tahap kehidupan anak. Inilah prinsip 3 topi dalam parenting menurut Arun Gogna dalam bukunya, Lasting Gifts You Can Give Your Children:
Controling Hat (Topi Pengontrol) usia 0-9 tahun
Pada fase ini orang tua mengatur semua kegiatan anak. Mulai dari mandi, makan, jam tidur, dan semua hal tentang anak akan orang tua atur sedemikian rupa. Orang tua akan buat aturan untuk anak, ikut kontrol semua kegiatan dan apa pun kebutuhan anak. Istilahnya ikut main di lapangan juga. Di tahap ini orang tua masih berhak menegur dan meluruskan apa saja yang menurut orang tua kurang pas bagi mereka. Hal ini termasuk membiasakan anak pada hal-hal positif, membantu anak memilah yang baik dan buruk, agar saat dia menuju fase selanjutnya (>9tahun) mereka sudah bisa dan terbiasa melakukan tugas dan tanggung jawab pada diri sendiri tanpa harus disuruh-suruh lagi.
Coaching Hat (Topi Pelatih) usia 9-18 tahun
Ketika sudah memasuki usia ini, anak diharapkan telah mengerti dan memahami aturan antara orang tua dan anak yang telah disepakati. Orang tua sudah tidak terlalu mengontrol anak tetapi lebih ke mengingatkan. Anak lebih bertanggung jawab pada dirinya sendiri. Tidak melulu semuanya harus disuruh atau diatur lagi. Bukankah coach tidak ikut main dilapangan kan?
Consulting Hat (Topi Konsultan) usia >18 tahun
Fase ini mungkin menjadi fase orang tua untuk melepas anak. Menjadikan anak sebagai individu yang siap berbaur di dalam masyarakat. Orang tua akan memainkan peran sebagai konsultan saja. Kepercayaan orang tua terhadap apa pun keputusan anak dalam fase ini memang terasa agak berat bagi para orang tua. Namun beginilah fase parenting dan tugas kita menghantarkan anak pada kesuksesan dan kepercayaan dirinya. Orang tua sudah tidak lagi mengatur keputusan hidup anak. Hanya menjadi konsultan saja. Dan sebagai seorang konsultan sebisa mungkin tidak memberi saran ketika tidak ditanya.
Menjadi orang tua memang perlu terus - menerus belajar. Ketidaktahuan dan keterbatasan ilmu orang tua kita jadikan alasan untuk tutup mata dan mewariskan semua kesalahan perenting pada anak. Yuk menjadi orang tua yang asik untuk anak-anak kita.
Stop! Jangan Teruskan Hubungan Seperti Ini!
Motivasi Aja Nggak Cukup!
Jumat, 21 Juni 2024
Jangan Salah Pilih Sekolah untuk Balita Anda!
Di zaman serba modern ini, anak usia balita atau di bawah lima tahun sudah bisa memiliki kegiatan sekolah. Tak jarang mulai banyak bermunculan sekolah-sekolah untuk anak usia 3 tahun bahkan usia 1 tahun pun sekarang ada sekolahnya. Nah sebetulnya, penting gak sih para orang tua menyekolahkan anak di usia yang terbilang cukup dini?
Perlu diingat, usia balita adalah usia emas untuk meningkatkan dan melatih motorik kasar dan motorik halus anak yang tentunya akan berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak kedepannya. Sah-sah saja jika para orang tua ingin menyekolahkan anaknya karena sang anak juga akan berlatih berinteraksi dengan orang lain dan bersosialisasi dengan teman sebayanya. Usia balita biasanya masuk ke dalam Kelompok Bermain (KB) lalu lanjut ke jenjang Taman Kanak-kanak (TK). Namun perlu diingat pula, para orang tua jangan sembarangan memilih sekolah terutama untuk anak usia balitanya. Nah, apa saja kriteria sekolah usia balita yang perlu orang tua ketahui? Simak penjelasan berikut:
Tidak ada PR Calistung kecuali kegiatan bermain bersama orang tua.
Usia balita tidak didesain untuk belajar membaca menulis. Jadi untuk PR di rumah yang menyuruh mereka untuk membaca dan menulis, ini akan menjadi redflag bagi sekolahnya. Kemudian tugas orang tua juga bukan untuk menjalankan kurikulum belajar anak. Orang tua di rumah hanya perlu mendampingi dan bermain bersama anak, untuk urusan kurikulum sekolah dan susunan belajar anak-anak biarlah sekolah yang mengurusnya. Di rumah, mereka hanya perlu bermain untuk mengasah motorik kasar dan motorik halusnya. Contohnya bermain pretend play bersama orang tua, memasak bersama, atau kegiatan menyenangkan lainnya bersama orang tua.
Ruang atau Space Outdoor.
Walaupun banyak fasilitas sekolah yang menjadi unggulan seperti tempat ber-AC, perpustakaan, banyak mainan, dan fasilitas unggulan lainnya, sekolah KB dan TK harus memiliki ruang atau space outdoor untuk anak-anak bermain di sana. Kenapa? Karena anak-anak akan lebih leluasa jika berada di ruang terbuka. Mereka bisa merasakan alam sekitar, bermain di tengah hembusan angin, di bawah terik mentari, memanjat, berlari-larian, berkejaran, dan kegiatan lain yang hanya bisa dilakukan secara leluasa apabila di ruangan terbuka. Hal ini juga dapat melatih motorik kasar dan motorik halus anak. Sosial emosional juga akan dilatih di sini saat anak-anak saling berinteraksi dalam permainan seru mereka.
Ekspresi pihak sekolah ketika menjelaskan tentang program sekolah.
Dalam pengenalan sekolah, sudah pasti masing-masing pihak sekolah akan menjelaskan tentang keunggulan dari sekolah mereka. Selain tentang kurikulum, biasanya mereka akan membanggakan prestasi yang “menurut mereka” menjadi kelebihan sekolahnya dibandingkan dengan sekolah lain. Dari sini para orang tua akan mengetahui, tipe sekolah apakah yang mereka jelaskan. Yang menjadi redflag untuk para orang tua adalah sekolah yang benar-benar membanggakan dan menekankan tentang pelajaran membaca, menulis, dan menghitung. Hal ini masih belum perlu untuk sekolah di tingkatan KB dan TK karena di usia ini, prioritas utama mereka adalah bermain.
Rabu, 19 Juni 2024
Wanita Melamar Pria Duluan?
Baru-baru ini sosial media digemparkan oleh berita seorang wanita bertekuk lutut di depan publik dan melamar pria duluan. Bagaimana menurut kalian? Apakah kalian relate? Setuju atau tidak jika wanita melamar pria duluan?
Okay, let see. Mari kita bahas dari sudut pandang ilmu hukum alam semesta dalam feminine masculine energy secara netral.
Sebenarnya jika wanita melamar pria terlebih dulu sudah banyak dan sering terjadi di luar Indonesia, terutama para wanita extreme radical feminist yang merasa wanita berhak maju duluan, proaktif, menafkahi pria dan membiarkan sang pria mengurus keperluan rumah, bahkan melamar pria duluan. Kemudian hal ini menjadi viral dan menuai pro-kontra dalam pandangan masyarakat. Lalu baru-baru ini muncul dan terjadi di Indonesia, kemudian viral. Adegan wanita yang bertekuk lutut di hadapan pria yang merupakan pacarnya dan diduga hal ini terjadi karena si pacar tidak kunjung melamarnya. Katanya sih, “Wanita berhak maju duluan.” bahkan banyak pula wanita pada kolom komentar sosial medianya yang terinspirasi ingin melakukannya juga. Menurut kalian, apa hal ini menjadi lazim dan patut untuk ditiru?
SOFT GUY ERA
Ada istilah baru di luar negeri yaitu Soft Guy Era. Apa itu Soft Guy Era?
Soft Guy Era adalah zaman di mana banyak pria-pria feminine energy bertebaran. Mereka berharap dinafkahi wanita, dijemput, diberi uang, dibayarin saat kencan atau split bill, ditembak duluan, bahkan dilamar duluan. Para pria ingin diperlakukan bak ratu dan di sisi ini pria tidak menunjukkan effortnya sebagai seorang pria jantan atau pria maskulin yang memang seharusnya kodratnya begitu. Seakan hukum alam semesta sudah terbalik. Soft Guy Era dan Extreme Radical Feminist sebenarnya sudah sejak lama masuk ke Indonesia. Banyak pria feminine energy dan wanita masculine energy di jaman ini.
Pernah mendengar cerita jaman sekarang wanita bekerja keras mati-matian untuk menghidupi keluarga padahal dia memiliki suami dan suaminya lebih memilih di rumah saja? Ada pula cerita tentang wanita yang mengejar pria yang dia kencani dan memberikan hadiah serta semua kemauan si pria dia turuti?
Kira-kira apa saja alasannya? Kenapa ini bisa terjadi?
Dari segi kacamata kesehatan, semua ini akibat efek dari phthalates yang memberikan dampak penurunan hormon testosteron secara signifikan terhadap pria yang didapatkan mereka dari makanan, skin care, pupuk, dan hal-hal yang dapat mengganggu pertumbuhan hormon testosteron mereka.
Fatherless behavior. Banyak dari pria tersebut yang tidak mendapatkan kasih sayang yang tulus dari seorang Ayah. mereka tidak tahu cara menjadi pria sejati dan pria maskulin. Mereka tidak dapat tuntunan secara nyata bagaimana cara pria bersikap jantan. Mereka hanya tau dilayani saja oleh Ibu mereka, tetapi kurang perhatian dari sosok Ayah.
Ajaran extreme radical feminist yang salah kaprah, mengajarkan wanita untuk bisa melakukan semua secara mandiri termasuk dalam menyatakan cinta dan melamar pria terlebih dahulu.
Ajaran dating coach yang bertebaran di sosial media yang mengajarkan pria untuk duduk manis dan membiarkan wanita yang mengejar-ngejar dan bertekuk lutut, memberikan semua yang wanita punya, dan membiarkan wanita yang berusaha lebih keras dari pada si pria. Lalu mengajarkan wanita untuk menjadi masculine energy setiap saat.
Dari beberapa kasus yang telah dijabarkan di atas, kalian para wanita harus cerdas dan jangan mau dimanipulasi oleh para pria maupun dating coach yang beredar di sosial media. Mereka hanya ingin menciptakan wanita untuk menjadi masculine energy agar para pria low testosteron bisa rileks dan wanita yang lebih banyak berjuang.
Semangat untuk para wanita. Perjuangkan harga dirimu…
Selasa, 18 Juni 2024
Cara Membuat Pria Tergila-gila Padamu
Mata Kering : Jangan Buru-buru ke Dokter!
Mata adalah jendela dunia. Benar-benar jendela dunia. Dari mata aku bisa melihat dan mengetahui semua yang ada di dunia ini. Walau aku nggak...

-
Mata adalah jendela dunia. Benar-benar jendela dunia. Dari mata aku bisa melihat dan mengetahui semua yang ada di dunia ini. Walau aku nggak...
-
Pada Jum'at lalu, saya berkesempatan untuk mengikuti kegiatan seminar parenting yang diadakan oleh sekolah anak saya. Bagi yang bel...
-
Belakangan ini sering muncul adanya virus enterovirus atau sering disebut sebagai Flu Singapura. Virus ini kebanyakan menyerang anak-anak di...