Pada Jum'at lalu, saya berkesempatan untuk mengikuti kegiatan seminar parenting yang diadakan oleh sekolah anak saya. Bagi yang belum bisa hadir pada pertemuan ini, mungkin rangkuman ini bisa bermanfaat untuk mama-mama sekalian. Kebetulan narasumbernya adalah praktisi di bidang ilmu Psikologi, yaitu Bapak Akhmad Mukhlis, S. Psi, M. A.
Zaman sekarang, siapa yang tidak kenal gadget? Bahkan anak usia di bawah tiga tahun pun sudah diperkenalkan gadget oleh para orang tua zaman now. Gadget yang tidak asing bagi kita semua adalah handphone.
Penggunaan handphone pada masa ini sudah tidak asing lagi. Handphone juga sekarang jadi alat utama bahkan bisa jadi kebutuhan pokok manusia zaman sekarang. Dulu sebelum ada penggunaan handphone yang serba canggih (yang biasa kita gunakan untuk menonton apapun di layar) hanya ada televisi saja.
Tahun 80-an, di mana awal dari perkembangan produk televisi mulai muncul di Indonesia, anak-anak sudah menunjukkan perilaku yang mengarah pada kecanduan televisi. Anak-anak hanya akan menatap layar televisi lebih lama dan masalah tersebut berdampak pada perilaku sosial mereka. Hal ini tidak hanya menyebabkan anak-anak menjadi malas, namun jauh lebih dari itu, banyak masalah yang ditimbulkan di kemudian hari akibat penggunaan layar yang berlebihan.
PERBEDAAN LAYAR ZAMAN DULU DAN SEKARANG
Layar zaman dulu :
Mengajarkan kesabaran karena ada iklan yang nggak bisa di-skip seperti iklan Youtube sekarang. Jadwal siaran acara anak-anak pun terjadwal dan ya hanya bisa nonton di jam-jam dan hari itu saja. Tidak bisa di ulang, sekali ketinggalan episode ya sudah selamat tinggal ceritanya.
Tapi dari hal-hal itu, anak jadi bisa melatih kesabaran dan apa itu kepuasan pencapaian saat bisa menonton. Kalian pernah ada di zaman ini nggak?
Layar zaman sekarang :
Membuat anak-anak lebih kompulsif, obsesi tidak terbendung, mengulang-ulang kegiatan yang sama ya karena kemudahan teknologi tontonan sekarang kalau nggak suka bisa di-skip, kalau suka ditonton berulang. Anak-anak tinggal scroll handphone, menonton video pendek, dan kesabaran anak jadi tidak terbentuk. Layar zaman sekarang bikin kita jadi malas, bahkan brain rot.
BERAPA LAMA WAKTU YANG TEPAT UNTUK ANAK SCREEN TIME?
Ada dua macam tipe layar untuk anak-anak, kita sebut saja ini layar aktif dan layar pasif. Layar aktif membuat anak lebih aktif saat menonton. Contohnya seperti aplikasi edukatif, membaca e-book, belajar coding, menggambar digital, atau berinteraksi dalam kelas daring. Kegiatan layar seperti ini masih membutuhkan anak untuk berpikir serta berinteraksi dari pada hanya duduk diam dan menonton saja.
Sedangkan layar pasif hanya membuat anak menonton saja, bermain game hiburan, scroll media sosial, dan tidak ada interaksi kognitif.
Rekomendasi waktu layar anak usia dini menurut UNICEF adalah sebagai berikut:
- Anak usia <1 tahun : tidak boleh screen time sama sekali karena secara fisik belum siap untuk kompeksitas layar.
- Anak usia <2 tahun : tidak boleh lebih dari 1 jam.
- Anak usia 2-5 tahun : tidak lebih dari 2 jam.
- Anak usia 6-10 tahun : sekitar 3 jam-an saja.
Waktu di atas sudah ditentukan oleh ahlinya dan tidak bisa ditawar lagi ya mams karena jika dilanggar, banyak efek negatifnya. Anak menjadi terlalu kebanjiran informasi (overstimulate). Kognitif anak jadi lelah, dampak jangka pendek anak akan kecanduan dan mudah tantrum saat keinginannya tidak terpenuhi. Screen time yang dimaksud di sini adalah semua layar, baik itu layar handphone maupun layar televisi.
Dampak buruk screen time berlebihan pada anak juga mengakibatkan masalah-masalah pada perkembangan berikut :
- Bahasa : Lambat bahasa, speech delay.
- Kognitif : Hyperactive (karena atensi terganggu)
- Motorik : Kesulitan saat menggunakan pensil, gunting, dan gerakan lain yang membutuhkan motorik halus dan kasar.
- Fisik : Daya tahan tubuh tidak terasah dengan baik karena malas bergerak.
PERAN ORANG TUA DALAM MENDAMPINGI ANAK SANGAT PENTING
Aturan tegas dari orang tua penting sekali dan harus dikomunikasikan dengan anak. Orang tua harus mempunyai kedekatan emosional dulu dengan anak. Memahami dan mendengarkan anak dulu, baru kita bisa masuk ke dalam permainan mereka dan mengambil alih sedikit demi sedikit.
Orang tua dijadikan teladan oleh anak. Children see children do. Minta izin ke anak saat harus urgent buka handphone menjadi contoh kecil kita menghargai anak kita. Usahakan anak tau apa yang sedang orang tua lakukan dengan hanpdhone-nya.
Menemani dan mendampingi anak saat mereka screen time sangatlah penting. Sehingga kita bisa ikut aktif berpartisipasi, mendengarkan, dan tidak selalu menghakimi anak. Selain itu, orang tua juga bisa mengarahkan anak pada kegiatan positif yang didukung oleh lingkungan ramah anak.
Terima kasih mams telah membaca sampai akhir. Apabila ada saran atau pengalaman mama-mama selama menghadapi anak screen time boleh ditulis di kolom komentar :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar