Menceritakan tentang kisah kehidupan tiga bersaudara yang bekerja di kota besar dan masih tinggal di desa dengan kedua orang tuanya yang kolot. Setiap hari mereka harus menempuh perjalanan jauh untuk pulang pergi bekerja. Berangkat pagi buta dan pulang petang hari. Budak corporate kalau anak sini bilang. Selain itu, kisah percintaan di drama ini tidak menggebu dan berjalan sewajarnya seperti dalam kisah nyata. Bukan versi drama percintaan yang menggebu dan melulu happy ending.
"Semua orang sedang dalam perjalanan menuju kematian mereka, kenapa mereka begitu excited dan bahagia?" - Mi Jeong
Begitulah kehidupan yang dirasakan Mi Jeong sehari-hari. Dia hanya perlu bertahan selangkah demi selangkah untuk menjalani hidup. Bahagia selama 5 menit dalam sehari pun sudah cukup untuk membuatnya hidup. Bahagia secukupnya, sedih sewajarnya. Datar. Itu hidup yang dirasakan oleh ketiganya. Semua dalam kejenuhan untuk menjalani kehidupan sehari-hari. Mencari makna dalam hidup, mencari alasan kenapa harus bertahan hidup.
Aku hampir merasakan apa yang dirasakan Mi Jeong terhadap hidupnya. Hampa, tak bermakna, hanya formalitas menjalani hari-hari seapa adanya. Tidak tahu harus berbuat lebih untuk apa. Tapi sebenarnya hidup ini memang begitu. Mengikuti alur yang ada. Menjalani sebaik-baik hari tanpa terlalu banyak rencana, mengalir apa adanya.
Satu bulan lamanya aku merasakan feel yang sama ketika menonton My Liberation Notes ini. Ikut hanyut dalam kehampaan yang diceritakan di dalamnya. Ikut bosan dan merasa hidup seperti ini-ini saja. Tapi setelah aku pikir, memang hidup ya begini-begini saja. Mau minta seperti apa? Masalah satu dua sudah pasti ada saja. Tapi bagaimana kita menanggapi dan menjadikannya kesan dalam hidup seperti apa, hanya kita yang bisa menentukannya. Ada anak dan tidak ada anak, ada pasangan tidak ada pasangan, kematian, ditinggalkan dan meninggalkan, semua pasti pernah dirasakan oleh semua orang.
Dari drama ini aku bisa memetik hikmah bahwa segala sesuatu yang terjadi dalam hidup kita tentunya atas dasar pilihan kita sendiri. Perasaan yang muncul dalam pikiran kita pun kita sendiri yang ciptakan. Mau bereaksi seperti apa pun tentang hal yang terjadi dalam hidup kita, kita juga yang pilih.
Jadi selama kita hidup, perasaan apapun yang kita rasakan, nikmatilah, sadari, dan terima seapa adanya kita. Kita tidak akan tahu hal baik apa yang terjadi di depan setelah kita merasa hal buruk telah terjadi kepada kita.
Enjoy your life.
Especially for me, Enjoy your life mba Elv :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar