Langsung ke konten utama

Motivasi Aja Nggak Cukup!

Bersama tulisan ini, aku akan membahas sedikit biografi dari seseorang yang kukagumi sejak kurang lebih 3 tahun yang lalu. Aku kagum dengan isi tulisannya di jeyjingga.com dan beberapa postingan feeds-nya yang bercaption "enak dibaca". Ya, aku baca tulisannya begitu indah sampai aku seolah mendengar suara dan intonasi bicara seseorang saat aku membaca tulisan dari Kak Jihan Mawaddah.

Kak Jihan yang saat ini menjabat sebagai Ketua komunitas menulis One Day One Post (ODOP) dan menjadi anggota pada komunitas menulis lainnya, memiliki nama pena "Jingga". Kak Jihan yang punya segudang prestasi dalam menjuarai berbagai macam lomba menulis kini menekuni blog-blog yang ia buat. Sudah tidak terhitung berapa ribu artikel yang sudah ia hasilkan selama ini. Berawal dari suka ngeblog saat SMP dan benar-benar menekuninya di tahun 2018, Kak Jihan saat ini sudah mendapatkan penghasilan sendiri dari blognya. Selain blog, ternyata kak Jihan juga pernah menulis 15 buku antologi (hingga Juli 2020) dan 1 buku solo yang berjudul Narasi Gurunda yang terbit pada Desember 2019.

Sebagai ibu rumah tangga yang produktif, kini Kak Jihan menjadikan menulis sebagai pekerjaan utamanya. Pengalaman dan jam terbang menulis menurutnya sangat penting untuk benar-benar menekuni pekerjaan ini. Pada kesempatan mewawancarai Kak Jihan via Whatsapp, aku sempat bertanya bagaimana tips untuk penulis pemula sepertiku bisa memulai semuanya. 

"Tips biar istikamah sederhana aja; tentukan BIG WHY kenapa kita melakukan itu, tujuannya apa?

Kalo kita ngga cukup termotivasi untuk mencapainya dan akhirnya ga konsisten berarti tujuannya kurang mengena dan mungkin juga kurang kuat.
tentukan goals jangka pendek dan juga jangka panjang, trus kasih timeline harus dicapai dalam waktu berapa lama.
itu sih aku." Kata kak Jihan via Whatsapp.

Dari situ aku berpikir kalau motivasi yang aku miliki sekarang ternyata masih belum cukup untuk disandingkan dengan effort kak Jihan yang selama ini berusaha menulis setiap hari, dan dia disiplin dengan goals yang dia buat sendiri. Ya, setiap hari! Kalau mau jadi penulis ya nulis, ya baca, banyak nulis dan banyak baca. Buat goals yang ingin dicapai dan tentukan mau diwujudkan berapa lama. Segera kah? Atau malah enak-enakan ulur waktu hingga waktu yang tak terbatas?
Mengurus anak juga bukan hal yang bisa dijadikan alasan untuk tidak produktif. Kak Jihan mencontohkannya dengan cara pas anak sekolah, itulah kesempatannya untuk bekerja dan pada waktu itulah dia gunakan sebagai waktu kerjanya.

So, menjadi penulis terlihat gampang-gampang susah ya? Tapi dengan terus sering melatih kemampuan nulis kita, nulis tiap hari, nulis terus, suatu waktu kita akan bisa mencapai goals menjadi penulis seperti yang kita inginkan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Stoikisme, Tidak Serta-merta Membuat Kita Nampak "Bodo Amat"

Cuaca hari ini benar-benar buruk, hujan turun dengan angin besar dan petir menggelegar yang membuat rencana bepergianmu batal; kamu hendak mengumpat menganjingbabikan semesta, tetapi kamu tidak jadi melakukannya. Alih-alih, kamu hanya diam, menyeduh secangkir teh hangat dan mengambil sepiring cookies, mengambil buku favoritmu, mengambil selimut, kemudian duduk di sofa dan menikmati hari untuk menggantikan perjalananmu yang batal dan berpikir bahwa selalu ada hari esok untuk itu. Tetapi, kemudian, kamu mendengar suara tetesan air yang terdengar keras di belakangmu. Kamu terkejut saat menemukan atapmu berlubang yang menciptakan celah untuk air masuk ke dalam ruangan, dan itu tepat di atas meja komputermu. Kamu mencari sesuatu untuk menampungnya, sembari berpikir, "Bagaimana jika aku pergi sebelum hujan, itu mestilah sangat buruk, air akan mengenai komputerku dan membuatnya rusak, aku bersyukur tidak melakukannya." Setelah selesai, kamu kembali ke sofamu dan melanjutkan bacaanmu...

Pesan Untukku di Masa Depan

Sepucuk surat untukku di masa depan:  "Halo diriku yang di masa depan. Apa kabar? Aku yakin kamu selalu bail-baik saja. Terutama saat ini. Lihatlah dirimu yang sekarang. Tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang lebih baik. Sesuai dengan yang kamu harapkan. Kamu pasti akan tersenyum membaca tulisanku di tahun 2024 ini. Tahun ini adalah titik balik dari kehidupanmu yang sebelumnya. Masih ingatkah kamu? Di tahun ini kamu memutuskan untuk merubah dirimu menjadi wanita tangguh. Lebih tangguh dari sebelumnya. Semua hal yang kamu dapat sekarang adalah hasil dari manifestasimu di tahun ini. Kamu masih melakukannya bukan? Melanjutkan semua mimpi-mimpimu menjadi kenyataan. Bekerja sama dengan alam semesta lewat doa dan manifestasi yang kamu lakukan bertahun-tahun lamanya secara konsisten. Kamu mulai memutuskan untuk menekuni dunia yang kamu inginkan pada tahun ini pula. Segala bentuk upaya untuk menghebatkan dirimu, sudah kamu lakukan di tahun ini.  Aku yakin kamu yang sekarang adalah...

Wanita Melamar Pria Duluan?

Baru-baru ini sosial media digemparkan oleh berita seorang wanita bertekuk lutut di depan publik dan melamar pria duluan. Bagaimana menurut kalian? Apakah kalian relate ? Setuju atau tidak jika wanita melamar pria duluan? Okay, let see. Mari kita bahas dari sudut pandang ilmu hukum alam semesta dalam feminine masculine energy secara netral.  Sebenarnya jika wanita melamar pria terlebih dulu sudah banyak dan sering terjadi di luar Indonesia, terutama para wanita extreme radical feminist yang merasa wanita berhak maju duluan, proaktif, menafkahi pria dan membiarkan sang pria mengurus keperluan rumah, bahkan melamar pria duluan. Kemudian hal ini menjadi viral dan menuai pro-kontra dalam pandangan masyarakat. Lalu baru-baru ini muncul dan terjadi di Indonesia, kemudian viral. Adegan wanita yang bertekuk lutut di hadapan pria yang merupakan pacarnya dan diduga hal ini terjadi karena si pacar tidak kunjung melamarnya. Katanya sih, “Wanita berhak maju duluan.” bahkan banyak...