Langsung ke konten utama

Stop! Jangan Menikah Jika Tidak Siap Repot

Buat kalian para single sebaiknya lebih berhati-hati untuk menentukan kapan siap nikah. Kalian lebih membutuhkan edukasi mengenai behind the scene pernikahan, dibandingkan dengan konten-konten "kita bikin romantis."

Come on, menikah tidak sebercanda itu karena faktanya, kita tidak hidup di negara dengan mayoritas pasutri harmonis. Kita hidup dan dibesarkan dengan berbagai rumusan masalah keluarga. Postingan lewat yang kalian lihat di sosial media tentang kemesraan hanyalah etalase belaka. Kalian tidak pernah tahu hal mengerikan macam apa yang telah terjadi di baliknya. Bukannya menakut-nakuti, tapi hal ini dirasakan hampir di setiap rumah tangga. Baik yang menikah muda, maupun nikah di usia yang cukup matang. Kesiapan mental tidak memandang usia, hanya saja kalian perlu mempersiapkan benar-benar mental kalian untuk memasuki jenjang pernikahan. Tidak asal berlandaskan cinta dan kasih sayang saja.

Aku ambil pelajaran bahwa keputusan untuk tidak buru-buru dalam menikah adalah pilihan yang bijak bagi kalian yang belum siap untuk repot.

"Ah tapi aku bahagia meskipun nikah muda!"
"Kan bisa learning by doing, repot amat!"

Wait, tulisan ini bukan untuk menyalahkan orang yang sudah menikah, tidak. Aku pun kini juga telah menikah. Tapi aku cuma ingin bilang untuk kalian yang masih single belajarlah lebih bijak dan jangan menganggap semua bisa "jalanin dulu aja" termasuk soal menikah.

Kenapa harus siap repot? 

Karena cinta sejati saja tidak cukup dalam pernikahan. Kamu tidak makan cinta sayang. Komunikasi saja juga tidak cukup untuk memelihara hubungan dengan pasangan. Kompromi saja tidak cukup untuk menjadi orang tua dan membesarkan anak. 
Jika pikiran kita masih sering berdebat tentang siapa yang lelah dan siapa yang mesti mengalah dalam rumah tangga, siapa yang cuci piring dan siapa yang jaga anak, berarti ada perkara yang belum beres di kepala kita.

Kita belum sadar bahwa menikah bukan hanya tentang mengubah status, tapi juga mengubah peran kita sebagai individu. 
Menikah bukan tentang "Aku dan kamu menjadi kita", tapi, "Kamu mau tidak seumur hidup saling belajar bersamaku?"

Aku semakin paham kenapa setan benci dengan pernikahan. Ya karena menikah adalah ibadah terpanjang. Seumur hidup sejak kamu menikah yang setiap prosesnya, setiap amalannya, dua kali lipat bisa menghantarkan kita ke surga.

Jadi, kalian sudah siap repot belum? 
Repot untuk sabar
Repot untuk menerima
Repot untuk memahami
Repot untuk memaafkan
Repot untuk memaklumi




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Stoikisme, Tidak Serta-merta Membuat Kita Nampak "Bodo Amat"

Cuaca hari ini benar-benar buruk, hujan turun dengan angin besar dan petir menggelegar yang membuat rencana bepergianmu batal; kamu hendak mengumpat menganjingbabikan semesta, tetapi kamu tidak jadi melakukannya. Alih-alih, kamu hanya diam, menyeduh secangkir teh hangat dan mengambil sepiring cookies, mengambil buku favoritmu, mengambil selimut, kemudian duduk di sofa dan menikmati hari untuk menggantikan perjalananmu yang batal dan berpikir bahwa selalu ada hari esok untuk itu. Tetapi, kemudian, kamu mendengar suara tetesan air yang terdengar keras di belakangmu. Kamu terkejut saat menemukan atapmu berlubang yang menciptakan celah untuk air masuk ke dalam ruangan, dan itu tepat di atas meja komputermu. Kamu mencari sesuatu untuk menampungnya, sembari berpikir, "Bagaimana jika aku pergi sebelum hujan, itu mestilah sangat buruk, air akan mengenai komputerku dan membuatnya rusak, aku bersyukur tidak melakukannya." Setelah selesai, kamu kembali ke sofamu dan melanjutkan bacaanmu...

Pesan Untukku di Masa Depan

Sepucuk surat untukku di masa depan:  "Halo diriku yang di masa depan. Apa kabar? Aku yakin kamu selalu bail-baik saja. Terutama saat ini. Lihatlah dirimu yang sekarang. Tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang lebih baik. Sesuai dengan yang kamu harapkan. Kamu pasti akan tersenyum membaca tulisanku di tahun 2024 ini. Tahun ini adalah titik balik dari kehidupanmu yang sebelumnya. Masih ingatkah kamu? Di tahun ini kamu memutuskan untuk merubah dirimu menjadi wanita tangguh. Lebih tangguh dari sebelumnya. Semua hal yang kamu dapat sekarang adalah hasil dari manifestasimu di tahun ini. Kamu masih melakukannya bukan? Melanjutkan semua mimpi-mimpimu menjadi kenyataan. Bekerja sama dengan alam semesta lewat doa dan manifestasi yang kamu lakukan bertahun-tahun lamanya secara konsisten. Kamu mulai memutuskan untuk menekuni dunia yang kamu inginkan pada tahun ini pula. Segala bentuk upaya untuk menghebatkan dirimu, sudah kamu lakukan di tahun ini.  Aku yakin kamu yang sekarang adalah...

Wanita Melamar Pria Duluan?

Baru-baru ini sosial media digemparkan oleh berita seorang wanita bertekuk lutut di depan publik dan melamar pria duluan. Bagaimana menurut kalian? Apakah kalian relate ? Setuju atau tidak jika wanita melamar pria duluan? Okay, let see. Mari kita bahas dari sudut pandang ilmu hukum alam semesta dalam feminine masculine energy secara netral.  Sebenarnya jika wanita melamar pria terlebih dulu sudah banyak dan sering terjadi di luar Indonesia, terutama para wanita extreme radical feminist yang merasa wanita berhak maju duluan, proaktif, menafkahi pria dan membiarkan sang pria mengurus keperluan rumah, bahkan melamar pria duluan. Kemudian hal ini menjadi viral dan menuai pro-kontra dalam pandangan masyarakat. Lalu baru-baru ini muncul dan terjadi di Indonesia, kemudian viral. Adegan wanita yang bertekuk lutut di hadapan pria yang merupakan pacarnya dan diduga hal ini terjadi karena si pacar tidak kunjung melamarnya. Katanya sih, “Wanita berhak maju duluan.” bahkan banyak...